Tulungagung – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan terhadap potensi bencana alam di wilayah selatan Jawa Timur, Korem 081/Dhirotsaha Jaya (DSJ) Kodam V/Brawijaya menggelar Latihan Lapangan Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami Tahun Anggaran 2025, Senin (27/10/2025). Kegiatan berlangsung di kawasan Pantai Popoh dan Pantai Sidem, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, dengan melibatkan unsur gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Dinas Kesehatan, Damkar, PMI, hingga relawan masyarakat.
Latihan terpadu ini mengusung tema “Korem 081/DSJ Melaksanakan Operasi Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami di Wilayah Yang Telah Terintegrasi Bersama Pemerintah Daerah Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”. Tema tersebut mencerminkan komitmen seluruh elemen bangsa untuk memperkuat sistem tanggap darurat yang cepat, tepat, dan berkelanjutan, terutama di kawasan rawan bencana seperti pesisir selatan Tulungagung dan Trenggalek.
Bertindak sebagai Komandan Upacara Latihan Penanggulangan Bencana (Latgulben) adalah Dandim 0806/Trenggalek Letkol Inf Isnanto Roy Saputro, S.H., M.Si., atau yang akrab disapa Letkol Roy. Keikutsertaannya menjadi bentuk nyata dukungan Kodim 0806/Trenggalek terhadap kesiapsiagaan regional menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan Jawa Timur. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan uji kemampuan nyata personel di lapangan.
Sebelum latihan lapangan dimulai, Danrindam V/Brawijaya Brigjen TNI Hari Rahardjanto, S.Sos., memberikan jam komandan kepada seluruh peserta di Lapangan Desa Tanggulwelahan, Kecamatan Besuki. Dalam arahannya, Brigjen Hari menekankan pentingnya profesionalisme, kedisiplinan, dan sinergi antarinstansi dalam menghadapi potensi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
“Latihan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi wujud kesiapsiagaan nyata seluruh komponen bangsa dalam menghadapi ancaman bencana alam,” tegas Brigjen TNI Hari Rahardjanto. Ia menambahkan, setiap personel harus memahami peran dan tanggung jawab masing-masing agar dapat bertindak cepat dan tepat di lapangan. “Setiap detik sangat berharga dalam situasi darurat. Karena itu, koordinasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan operasi kemanusiaan,” lanjutnya.
Dalam latihan ini, peserta melaksanakan simulasi penanganan gempa bumi dan tsunami secara terpadu, mulai dari proses evakuasi korban, pertolongan pertama, pendirian posko darurat, hingga penyaluran logistik kepada masyarakat terdampak. Skenario dibuat sedekat mungkin dengan kondisi sebenarnya agar setiap unsur terbiasa menghadapi situasi darurat secara cepat dan efisien.
Dandim 0806/Trenggalek Letkol Roy menyampaikan bahwa kegiatan latihan ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi lintas sektoral serta meningkatkan kemampuan teknis dan taktis seluruh personel yang terlibat. “Latihan ini bukan hanya ajang uji kemampuan, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam,” ujarnya.
Menurutnya, wilayah pesisir selatan Jawa Timur memiliki potensi tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, semua pihak, baik aparat maupun masyarakat, harus memiliki kesiapan dan kewaspadaan bersama. “Melalui latihan terpadu ini, kita berharap sistem penanganan bencana dapat dilakukan secara sistematis, terukur, dan komprehensif mulai dari mitigasi, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana,” tambahnya.
Selain meningkatkan kemampuan prajurit, kegiatan ini juga memperkuat kepercayaan publik terhadap peran aktif TNI dalam mendukung pemerintah daerah menghadapi situasi darurat kemanusiaan. Kolaborasi lintas sektor yang tergambar dalam latihan ini menjadi bukti nyata bahwa penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu institusi.
Latihan lapangan yang digelar Korem 081/Dhirotsaha Jaya ini menunjukkan bagaimana TNI menjalankan peran sebagai “tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara profesional” yang tidak hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga hadir untuk rakyat dalam kondisi apapun. Sinergi solid antarinstansi diharapkan mampu membentuk kesiapsiagaan tangguh menghadapi ancaman bencana alam, demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur.(0806).






