KUTAI TIMUR – Di bawah terik mentari Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, langkah kaki anggota Satgas TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur tak pernah surut. Sabtu (26/07), tangan-tangan kokoh mereka sibuk memindahkan batu bata satu demi satu. Bukan sekadar mengangkut material, tapi juga mengangkut harapan, membangun masa depan, dan menguatkan ikatan antara TNI dan rakyat.
Batu bata itu akan digunakan untuk merehab rumah milik Rahman, seorang buruh bangunan yang hidup sederhana. Di balik kesederhanaan rumahnya, tersimpan harapan agar anak dan istrinya bisa tinggal di tempat yang lebih layak dan sehat. Lewat TMMD, harapan itu perlahan menjadi kenyataan.
“Kami tak hanya sekadar memperbaiki rumah, tapi juga ingin mengangkat derajat hidup warga. Kita bangun rumahnya, kita perbaiki jambannya, agar kelak Rahman dan keluarganya bisa tinggal lebih nyaman dan sehat,” ungkap Dan SSK TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur, Lettu Arh Suhendri.
Ia menambahkan, setiap batu yang dipindahkan, setiap peluh yang menetes, adalah bentuk nyata kemanunggalan. “TMMD bukan semata-mata proyek pembangunan. Ini adalah ladang pengabdian, tempat di mana TNI dan rakyat bersatu, saling menguatkan dalam membangun desa,” tegasnya.
Rahman, sang pemilik rumah, tampak tak mampu menahan rasa haru. “Kalau bukan karena TMMD, mungkin rumah saya tidak akan pernah disentuh. Saya cuma tukang bangunan, tapi rumah sendiri belum sempat saya perbaiki. Sekarang, saya bisa melihat istri dan anak tidur tanpa khawatir atap bocor atau dinding roboh,” ucapnya dengan suara bergetar.
Apa yang dilakukan Satgas TMMD ini bukan sekadar mengganti bata lama dengan yang baru, tapi menyusun mimpi dari puing-puing kehidupan yang dulu nyaris terlupakan. TNI hadir bukan sebagai tamu, tetapi sebagai saudara, bekerja bersama warga tanpa jarak, tanpa sekat.
Inilah wajah kemanunggalan sesungguhnya: saat TNI dan rakyat bergandengan tangan, bukan hanya membangun infrastruktur, tapi juga merangkai harapan, menjahit kembali semangat gotong royong yang lama tertidur. TMMD ke-125 menjadi bukti bahwa Indonesia dibangun bukan hanya dengan semen dan batu, tapi dengan cinta dan pengabdian.(0909).