KUDUS – Kepedulian TNI terhadap keselamatan masyarakat tidak hanya ditunjukkan melalui pembangunan infrastruktur, tetapi juga dalam pembinaan dan edukasi. Hal tersebut tergambar dalam kegiatan non-fisik yang digelar Satgas TMMD Reguler Ke-125 Kodim 0722/Kudus berupa sosialisasi dan penyuluhan tentang pencegahan kecelakaan air, yang dilaksanakan di Dermaga Utama Waduk Logung, Kecamatan Dawe, Selasa (05/08).
Kegiatan yang berlangsung itu menyasar para pelaku usaha jasa transportasi air—khususnya para penyedia jasa speedboat dari Dermaga 1, Dermaga Utama, hingga Garank. Tercatat sekitar 30 orang peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias.
Penyuluhan ini dilaksanakan sebagai bentuk respons atas potensi risiko keselamatan yang tinggi di perairan, terutama di kawasan Waduk Logung yang kerap menjadi jalur transportasi dan objek wisata lokal. Kasdim 0722/Kudus, Mayor Inf Muhlisin, selaku pemberi materi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian TNI terhadap masyarakat di wilayah binaan.
“TNI melalui Satgas TMMD bukan hanya membangun jembatan dan jalan. Tapi juga membangun kesadaran masyarakat, termasuk dalam hal keselamatan di perairan. Ini bagian dari tugas pokok kami dalam pembinaan teritorial,” ungkap Mayor Inf Muhlisin.
Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap potensi bahaya penggunaan speedboat yang tidak sesuai prosedur keselamatan. Beberapa risiko yang disoroti antara lain tenggelam, kecelakaan akibat kelalaian mesin, hingga bahaya ledakan bahan bakar.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diajak untuk mematuhi standar keselamatan, seperti penggunaan pelampung, pengecekan mesin sebelum berlayar, penyimpanan bahan bakar yang aman, serta larangan penggunaan alat elektronik yang tidak terlindungi di area sensitif.
Pemaparan teknis juga diberikan oleh narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus. Kasi Kedaruratan BPBD, Munaji, menjelaskan secara rinci langkah-langkah praktis pencegahan kecelakaan air yang dapat dilakukan masyarakat sehari-hari.
“Banyak kejadian di lapangan sebenarnya bisa dicegah jika kita sadar risiko. Cukup sering kami dapati pengemudi tidak mengenakan pelampung atau membawa penumpang melebihi kapasitas. Edukasi seperti ini sangat penting untuk menekan angka kecelakaan air,” tegas Munaji.
Kegiatan ini disambut positif oleh peserta yang sehari-hari bergantung pada jasa transportasi air di kawasan waduk. Selain menambah pengetahuan, mereka merasa lebih dihargai karena mendapat perhatian dari pihak TNI dan pemerintah daerah.
Salah satu peserta, Pak Slamet (49), pengemudi speedboat dari Dermaga Garank, mengatakan bahwa selama ini ia belum pernah mengikuti penyuluhan semacam ini secara langsung.
“Kulo rumiyin mung manut ngeret mesin, mboten nate diparingi pemahaman cekap kados niki (Saya dulu hanya asal menarik gas mesin, belum pernah diberi pemahaman yang cukup seperti ini-Red),” ujarnya sambil tersenyum.
Kegiatan non-fisik ini menjadi bagian integral dari program TMMD Reguler ke-125, yang tak hanya mengedepankan pembangunan fisik seperti jembatan, jalan, dan rumah layak huni, tetapi juga pembangunan karakter dan kapasitas masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang aplikatif.
Melalui program ini, Satgas TMMD tidak hanya hadir sebagai pelaksana pembangunan, namun juga sebagai mitra masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman, tangguh, dan sadar risiko. Penanaman nilai-nilai keselamatan dan disiplin menjadi bagian dari pembinaan teritorial yang berkelanjutan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ke depan tidak hanya kecelakaan air yang bisa ditekan, namun juga akan tumbuh budaya keselamatan dan kesiapsiagaan dalam diri masyarakat, terutama mereka yang bersentuhan langsung dengan aktivitas di perairan.
Sebagai penutup, Mayor Inf Muhlisin menegaskan bahwa sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan kunci dalam membangun wilayah, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan sosial. Ini sejalan dengan semangat TMMD: Bersama Rakyat TNI Kuat.(0722).