Pondasi Harapan dari Kandangmas: TMMD Kudus Mulai Bangun Rumah Warga Kurang Mampu

KUDUS – Sebuah momen penuh harapan terpancar dari Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Di sudut RT 05 RW 02, para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) Ke-125 Kodim 0722/Kudus bahu membahu menyusun batu pondasi—bukan sekadar untuk membangun rumah, tetapi juga untuk menata kembali masa depan salah satu warganya, Ahmad Husaini.

Pria paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas itu tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Rumah yang selama ini menjadi tempat berlindungnya bersama keluarga, telah dibongkar oleh Satgas TMMD karena masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Namun di balik pembongkaran itu, hadir secercah harapan baru.

“Saya senang,” ujarnya lirih, Kamis (24/07), dengan mata berkaca-kaca saat menyaksikan para anggota TNI dengan cekatan menyusun batu pondasi rumah barunya. Ungkapan sederhana yang menyimpan makna mendalam: rasa syukur dan kebahagiaan atas perhatian yang ia terima dari negara melalui program TMMD.

Bacaan Lainnya

Di lokasi, suasana terasa berbeda. Tidak ada keluhan dari mulut para prajurit, hanya suara semangat dan alat kerja yang bersahutan. Gotong royong terasa begitu nyata—nilai luhur bangsa yang dihidupkan kembali melalui aksi nyata TMMD.

Dan SSK TMMD Ke-125 Kodim 0722/Kudus, Kapten Inf Heru Cahyono, menegaskan bahwa meski program baru berjalan sehari sejak dibuka pada Rabu (23/07), pihaknya langsung tancap gas mengerjakan sasaran fisik. “Kami dituntut menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan dengan hasil yang berkualitas. Karena ini bukan sekadar bangunan, tapi tempat tinggal yang layak bagi warga yang membutuhkan,” tegasnya.

Ia menambahkan, kegiatan TMMD ini tidak hanya menjadi media pembangunan infrastruktur desa, namun juga ajang mempererat kemanunggalan TNI dan rakyat. “Gotong royong harus jadi roh dari setiap pekerjaan yang kita lakukan,” lanjut Kapten Heru.

Program TMMD Ke-125 sendiri akan berlangsung selama 30 hari, dan merehabilitasi sejumlah rumah tidak layak huni sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Bagi Ahmad Husaini, setiap batu yang disusun di atas tanahnya hari ini bukan hanya material bangunan, tapi simbol dari hadirnya negara di tengah rakyat kecil.(0722).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *