Manokwari Selatan, Papua Barat – Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) meluncurkan program Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi Ladang Kering pada Senin, 16 Juni 2025, di Kampung Hamawi, Distrik Ransiki. Acara ini dihadiri oleh Bupati Bernad Mandacan S.IP dan sekitar 100 orang, termasuk pejabat daerah dan perwakilan kementerian.
Kegiatan ini mengusung tema “Perluasan Areal Tanam Padi Lahan Kering Melalui Inovasi dan Pemberdayaan Petani Untuk Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Tangguh di Kabupaten Manokwari Selatan.” Tema ini merefleksikan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Turut hadir dalam acara penting ini antara lain Sekda Kabupaten Manokwari Selatan Adolof Kawey S.H., Wakil Ketua I DPRK Mansel Wolof Sayori, S.Sos., Pasi Ter Kodim 1808/Mansel Lettu Cke Nuryanto, Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Provinsi Papua Barat Dr. Yong Farmanta, S.P., M.Si., serta berbagai kepala dinas dan anggota DPRK Mansel. Para petani dari tiga kelompok tani Iyobou, Swam, dan Hamawi yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program ini juga hadir dengan antusias.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan luas areal tanam, produksi padi lokal, memperkuat ketahanan pangan daerah, dan meningkatkan kesejahteraan petani di Manokwari Selatan. Untuk tahun 2025, target awal perluasan areal tanam adalah 10 hektar di Kampung Hamawi, yang akan digarap oleh tiga kelompok tani: Inyobou, Hamawi, dan Swam.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Mansel, Drs. Adiri J. Mandowen, menjelaskan bahwa program ini memanfaatkan potensi lahan kering yang luas di daerah tersebut. Dukungan penuh datang dari Kementerian Pertanian, dengan alokasi padi reguler dan gogo untuk Papua Barat, serta dukungan dari berbagai pihak seperti TNI dan Polri.
Bupati Bernad Mandacan S.IP menekankan pentingnya program ini sebagai simbol kemandirian pangan dan kesejahteraan petani. Sementara itu, Kepala Kampung Hamawi, Yahya Aiba, menyatakan kesiapan masyarakatnya untuk menyediakan lahan hingga 150 hektar dan meminta dukungan alat pertanian seperti mesin potong. Permintaan ini langsung direspons oleh Kabid Prasarana dan Sarana Penyuluhan Pertanian Provinsi PB, M. Patiran, M.SI, yang siap membantu penyediaan mesin perontok dan penggiling.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan hak ulayat lahan dan simbolis perlengkapan petani, kemudian diakhiri dengan demonstrasi penanaman padi ladang kering secara langsung oleh Bupati dan tamu undangan. Program ini diharapkan menjadikan Manokwari Selatan sebagai lumbung padi di Provinsi Papua Barat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(1808).