KUTAI TIMUR – Di bawah teriknya matahari Teluk Pandan, deru mesin alat berat berpadu dengan riuh warga yang bekerja. Di tengah kesibukan itu, Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur hadir, memberi warna baru pada pengerjaan jembatan yang selama ini menjadi impian warga Desa Suka Rahmat.
Rombongan Wasev yang dipimpin Paban 1 Ren Sterad Kolonel Arm Tejo Widuri, S.Sos., M.Si. dan didampingi Pabandya 1 Binprogdal Wasgar Spaban 1 Ren Sterad Letkol Arh Doman Hendro P. tak hanya datang melihat. Mereka menelusuri setiap titik pekerjaan, mengukur dan memastikan bahwa standar konstruksi benar-benar dipenuhi.
Sasaran tambahan TMMD kali ini adalah jembatan berukuran 16 meter dengan lebar 4 meter. Letaknya strategis, menjadi penghubung antara Desa Suka Rahmat dan Kelurahan Telihan, Kabupaten Bontang. Jika dulu warga harus berjibaku melewati jalur tanah yang licin di musim hujan, kini jalur itu bersiap berubah menjadi akses mulus yang aman dilalui kendaraan roda empat.
Dansatgas TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur, Letkol Arh Ragil Setyo Yulianto, menyebut kunjungan Wasev sebagai momen penting dalam proses pembangunan. “Bagi kami, kehadiran tim ini adalah seperti cermin yang memantulkan kualitas kerja kami. Mereka mengamati, memberi masukan teknis, hingga mengingatkan kami pada hal-hal kecil yang menentukan kekuatan jembatan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa tim Wasev menekankan ketepatan setiap tahapan. “Kami diarahkan untuk tidak hanya berpacu dengan waktu, tetapi memastikan setiap komponen terpasang sempurna. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya lima atau sepuluh tahun, tetapi jauh lebih lama,” tegasnya.
Bagi warga, proses ini membawa rasa optimis. Mereka menyaksikan langsung bagaimana jembatan tidak hanya dibangun, tetapi juga diawasi ketat kualitasnya. “Kalau jembatan ini kuat, kami tak perlu khawatir saat musim hujan. Hasil kebun bisa langsung diantar ke Bontang, dan anak-anak sekolah lebih aman dalam perjalanan,” ungkap salah seorang warga.
Kunjungan Wasev juga menjadi ajang evaluasi progres kerja. Tim mencatat bahwa pengerjaan sudah sesuai jadwal, dengan dukungan gotong royong warga yang tak pernah surut. Bahkan, warga secara sukarela menyediakan makanan dan minuman untuk personel TNI yang bekerja, sebagai bentuk terima kasih mereka.
Letkol Ragil menambahkan bahwa interaksi ini bukan sekadar supervisi formal, melainkan bentuk pembelajaran langsung di lapangan. “Banyak hal yang kami diskusikan, termasuk solusi jika terjadi kendala seperti cuaca atau keterlambatan material. Semua diarahkan untuk memastikan target selesai tepat waktu dengan mutu terbaik,” jelasnya.
Pembangunan jembatan ini diharapkan memangkas waktu tempuh warga hingga setengahnya. Dampaknya akan terasa di sektor ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan. Jalan berliku dan berlumpur yang dulu menghambat kini akan terganti dengan jalur yang kokoh dan aman.
Kunjungan Wasev menjadi bukti bahwa TMMD tidak hanya mengutamakan hasil akhir, tetapi juga proses yang terukur, transparan, dan berkualitas. Dari fondasi yang kokoh hingga sambungan terakhir yang terpasang rapi, semua diawasi demi menjamin manfaat yang berkelanjutan.
Seperti kata Dansatgas, “Kami ingin jembatan ini berdiri bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai simbol kemudahan, keselamatan, dan kemajuan desa. Setiap baut yang terpasang adalah janji kami untuk rakyat.”
Dengan begitu, saat jembatan ini nanti resmi digunakan, ia akan menjadi jalan harapan yang menghubungkan bukan hanya dua wilayah, tetapi juga masa depan yang lebih cerah bagi warga Suka Rahmat.(0909).