BARITO KUALA — Di bawah terik siang, tukang dan prajurit bergandeng tangan memasang kaso, reng, dan glagar di rumah milik Kai Zaini — rumah yang dulu bocor dan rapuh kini mulai menampakkan wujud baru. Pekerjaan fisik saat ini mencapai sekitar 40 persen, namun dampak sosial jauh lebih besar: keluarga Kai mulai melihat harapan baru, Selasa (28/10).
“Kami tidur lebih tenang kalau atapnya sudah kuat,” ujar Kai Zaini, sambil menunjuk tiang-tiang yang baru dipasang. Ia bercerita bagaimana selama ini keluarganya kesulitan saat hujan deras karena kebocoran dan lantai yang tidak rata. Program TMMD Ke-126 tak hanya memperbaiki rumah secara fisik, tetapi juga mengurangi kekhawatiran keluarga sehari-hari.
Progres teknis menunjukkan pekerjaan seperti pemasangan tongkat, susuk, glagar, kaso, reng, dan tiang gantung berada di kisaran 40—45%, sementara kuda-kuda atap sudah mencapai 30%. Pekerjaan finishing seperti dinding, pengecatan, pintu, dan jendela belum dimulai — namun semua pihak berharap bagian tersebut segera menyusul setelah struktur utama aman.
Ketua RT setempat menekankan nilai sosial kegiatan ini. “Bukan cuma rumah yang dibangun, tapi rasa kebersamaan. Warga ikut membantu, saling bergotong royong. Itu bagian penting dari TMMD,” katanya.
Salah satu anggota satgas menambahkan kegiatan ini membuka lapangan kerja bagi tukang lokal dan memacu transfer keterampilan; warga mendapat pelatihan singkat tentang pemasangan rangka dan atap sehingga perbaikan ke depan bisa lebih mandiri.
Bagi keluarga Kai, rumah yang sedang direnovasi bukan sekadar konstruksi — melainkan tumpuan masa depan. Ketika pekerjaan rumah tuntas, dampak ekonomi dan psikologis diperkirakan langsung terasa: kualitas tidur membaik, pengeluaran perbaikan darurat turun, dan anak-anak bisa belajar tanpa gangguan.(1005).






