KUTAI TIMUR – Di tepian Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, deru alat dan suara palu memecah sunyi pagi. Di sanalah sebuah “urat nadi” baru tengah dibangun – jembatan kayu ulin yang kelak akan menjadi jalan bagi kehidupan warga mengalir lebih lancar. Melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-125, Kodim 0909/Kutai Timur menghadirkan aksi nyata yang menyentuh langsung denyut ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Selama ini, Desa Suka Rahmat seperti rumah yang indah namun pintunya jauh dari jalan raya. Warga harus menempuh jalur memutar untuk sampai ke Bontang, pusat aktivitas ekonomi terdekat. Kini, berkat pembangunan jembatan ulin sepanjang 16 meter dan lebar 4 meter, pintu itu akan terbuka lebar, memangkas jarak, dan memudahkan langkah. Dari mengangkut hasil kebun hingga membawa kebutuhan sehari-hari, semua akan menjadi lebih cepat dan ringan.
Di lapangan, prajurit Satgas TMMD bekerja bergantian – memeriksa tiang utama agar kokoh seperti akar pohon tua, memasang gelagar bak tulang punggung yang siap menopang beban, serta mengunci bagian bawah jembatan agar kuat menahan waktu. Setiap papan kayu yang terpasang bukan sekadar materi, tetapi janji TNI untuk memberi jalan bagi kemajuan desa, Minggu (10/09).
Komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK) TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur, Lettu Arh Suhendri, memandang pembangunan ini sebagai lebih dari sekadar pekerjaan konstruksi. “Kami tidak hanya membangun jembatan, kami membangun harapan. Infrastruktur yang baik adalah jalan menuju kemakmuran. Itulah sebabnya, setiap detail pengerjaan kami pastikan sesuai standar tertinggi, agar manfaatnya bisa dinikmati hingga anak cucu,” ujarnya.
Harapan itu disambut hangat Kepala Desa Suka Rahmat, Hasnawati. Dengan mata berbinar, ia berkata, “Selama ini, kami seperti terkurung jarak. Hasil panen sering terhambat untuk dijual ke Bontang karena akses sulit. Dengan jembatan ini, beban itu akan berkurang. Biaya angkut berkurang, waktu tempuh lebih singkat, dan peluang usaha baru akan terbuka. Terima kasih kepada TNI yang telah hadir untuk kami.”
Lebih dari sekadar papan ulin yang menghubungkan dua tepi sungai, jembatan ini akan menjadi titian antara keterbatasan dan kemajuan. Ia adalah bukti bahwa kepedulian, ketika diwujudkan dalam aksi nyata, mampu mengubah peta kehidupan sebuah desa.
Kelak, saat jembatan ini berdiri kokoh, warga akan melangkah di atasnya bukan hanya dengan langkah kaki, tetapi juga dengan langkah keyakinan. Keyakinan bahwa di setiap sudut negeri, akan selalu ada tangan yang terulur untuk membangun – sebagaimana TNI yang hadir di Suka Rahmat, membawa jalan baru menuju masa depan yang lebih sejahtera.(0909).