TAPIN — Komitmen yang tak tergoyahkan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dalam mengawal dan memperkuat pilar ketahanan pangan nasional kembali terwujud nyata di tengah masyarakat Kabupaten Tapin. Rabu (18/06), sebuah inisiatif krusial dilaksanakan ketika Sertu Supardi, yang merupakan sosok Babinsa dari Komando Rayon Militer (Koramil) 1010-04/Binuang, tampak hadir aktif mendampingi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam serangkaian kegiatan ubin padi.
Ubin padi adalah sebuah metode ilmiah penting yang diterapkan di hamparan sawah milik Bapak Suwandi, salah seorang warga Kelurahan Binuang, Kecamatan Binuang, sebuah daerah yang vital bagi sektor pertanian lokal.
Kegiatan mendalam yang berlangsung pagi itu bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah langkah strategis yang sangat krusial dalam memprediksi secara akurat potensi hasil panen padi, khususnya varietas unggul Siam Madu, yang tumbuh subur di lahan seluas 2 hektar.
“Pendampingan dalam pelaksanaan ubin padi ini memiliki peran yang luar biasa penting dan fundamental. Ini berfungsi untuk menyediakan gambaran awal yang jelas dan terukur mengenai potensi hasil panen yang akan diperoleh kepada para petani, sehingga mereka tidak sekadar menunggu namun dapat mempersiapkan diri secara proaktif dan lebih matang untuk menghadapi momentum agung panen raya,” tutur Sertu Supardi dengan penekanan, menggarisbawahi pentingnya perencanaan dan antisipasi.
Lebih lanjut, ubin padi itu sendiri adalah sebuah metode sampling yang telah teruji secara ilmiah, dirancang khusus untuk mengestimasi produktivitas padi per satuan hektar dengan tingkat presisi yang tinggi. Dengan adanya estimasi hasil panen sejak dini, seorang petani tidak lagi berdiri dalam ketidakpastian; sebaliknya, mereka dapat menyusun perencanaan yang jauh lebih terencana dan terarah.
Perencanaan ini mencakup spektrum yang luas, mulai dari penentuan jadwal panen yang optimal berdasarkan kematangan padi, hingga perancangan strategi pasca-panen yang efektif, termasuk penanganan hasil panen, penyimpanan, hingga pemasaran produk. Kehadiran Babinsa dalam kegiatan vital ini jauh melampaui sekadar fungsi pendampingan teknis; itu adalah manifestasi konkret dari peran aktif dan mendalam TNI dalam mendukung sepenuhnya kesejahteraan petani. Ini juga merupakan upaya nyata dalam menjaga stabilitas pasokan pangan di daerah binaan, sebuah tanggung jawab yang diemban dengan penuh dedikasi.
Suwandi, sebagai pemilik sawah yang mendapatkan pendampingan langsung, mengekspresikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam atas kehadiran proaktif dari Babinsa dan PPL. “Kami, sebagai para petani, merasa sangat terbantu dan didukung penuh dengan adanya pendampingan langsung dan partisipatif seperti ini. Selain mendapatkan informasi yang akurat dan berbasis data yang sangat berharga untuk pengambilan keputusan, semangat kami sebagai penggarap lahan juga semakin membara dan berlipat ganda dengan adanya dukungan nyata serta bimbingan moral yang konsisten dari Babinsa,” ungkap Bapak Suwandi dengan nada yang tulus, mencerminkan peningkatan optimisme di kalangan petani.
Sinergi dan kolaborasi yang erat antara Babinsa dan PPL ini tidak diragukan lagi merupakan contoh teladan dari sebuah kemitraan yang efektif dan produktif antara aparat keamanan dan penyuluh pertanian, yang bersama-sama berjuang untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Diharapkan, model kegiatan serupa yang memberdayakan dan pro-petani ini dapat terus digalakkan, diperluas jangkauannya, dan dipertahankan keberlanjutannya di masa depan.
Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional yang kokoh, serta untuk mencapai taraf kesejahteraan yang lebih tinggi dan merata bagi seluruh petani di berbagai wilayah Indonesia. Ini adalah visi jangka panjang yang memerlukan kolaborasi multidimensional dan komitmen yang tak lekang oleh waktu dari semua pihak terkait.(1010).
